Potensi
Pariwisata
Kabupaten Nganjuk menjadi salah satu daerah wisata di Jawa Timur memiliki obyek dan daya tarik wisata yang cukup memikat, diantaranya wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus dan wisata sejarah. Dengan adanya fasilitas penunjang kepariwisataan yang lengkap akan mampu memberikan sentuhan, kenangan tersendiri bagi para wisatawan.
Prosesi Jamasan Pusaka
Upacara Sakral jamasan pusaka ini dilaksanakan tiap hari Senin Wage, pada bulan Syuro (menurut penanggalan jawa) di Gedong pusaka Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, diikuti oleh masyarakat dan dipandu oleh para sesepuh Desa Ngliman, atraksi kesenian Mungdhe dan reyog biasa meramaikan acara ini.
Museum Anjuk Ladang
Terletak di Kota Nganjuk, sebelah timur Terminal Bus Kota Nganjuk, di dalamnya tersimpan benda (cagar budaya jaman Hindu, Doho dan Majapahit) yang terdapat di daerah Kabupaten Nganjuk. Disamping itu disimpan Prasasti Anjuk Ladang yang merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Nganjuk.
Candi Lor
Candi terbuat dari batu bata merah ini terletak di Desa Candi Kecamatan Loceret 5 km ke arah selatan kota Nganjuk, diperkirakan dibangun pada tahun 859 Sak, atau 937 Masehi, terbuat dari batu bata merah. Di sekitar candi inilah ditemukan prasasti Anjuk Ladang.
Candi Ngetos
Candi yang dihiasi dengan kepala kala ini terletak didesa Ngetos atau Atas Angin Kecamatan Ngetos ± 15 km dari selatan pusat Nganjuk. Menurut cerita, candi ini dibangun atas prakarsa raja Majapahit (Hayam Wuruk) yang diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan abu jenazanya.
Gua Margo Tresno
Gua yang alam sekitarnya mempunyai panorama pegunungan yang cukup indah dan sejuk terletak di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngluyu 35 km arah utara pusat kota Nganjuk. Sangat cocok dikunjungi bagi para petualang. Sejauh 650 m sebelum masuk pintu gua, terdapat kolam Ubalan yang airnya begitu jernih. Luas gua ± 15 x 50 m dan berhubungan dengan Gua Lemah Jeblong. Di sekitar gua terdapat Gua Gondel Bawe dan Gua Pawon.
Masjid Al Mubarok & Makam Kanjeng Jimat
Masjid kuno yang memiliki mimbar dan bedug buatan tahun 1759 ini berlokasi di Kecamatan Berbek ± 10 km arah selatan Kota Nganjuk. Di komplek masjid ini terdapat makam Kanjeng Jimat (Krt. Sosro koesoemo I) bupati Nganjuk yang pertama. Tiap malam Jum’at legi ramai dikunjungi para peziarah.
Klenteng Hok Yoe Kiong
Klenteng Hok Yoe Kiong atau tempat peribadatan Tri Darma terletak pada kilometer 5 (lima) sebelum masuk kota Nganjuk, tepatnya di jalan raya Surabaya dekat pasar sentra bawang merah.
Kompleks Monumen Dr. Sutomo
Monumen yang menempati tanah seluas ± 3,5 ha, merupakan tempat kelahiran Dr. Sutomo (pendiri Boedi Oetomo). Secara keseluruhan, kompleks bangunan ini terdiri dari patung Dr. Soetomo dalam posisi duduk dan sedang membuka buku, menggambarkan beliau seorang cendekiawan yang sedang memperdalam ilmu pengetahuan. Tinggi patung ± 4m, kemudian pendopo induk berbentuk joglo berukuran 20 x 20 m yang pada hari-hari tertentu dimanfaatkan untuk rapat/pertemuan, sarasehan, pentas atraksi kesenian, tempat rekreasi dan perkemahan.
Taman Rekreasi Anjuk Ladang
Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL) merupakan salah satu tempat rekreasi keluarga yang tidak jauh dari pusat kot, yakni sekitar 2 km arah selatan kota Nganjuk. TRAL menempati areal yang cukup luas dan lokasinya bersebelahan dengan stadion olah raga Anjuk Ladang. Fasilitas yang tersedia di sana meliputi aneka mainan anak-anak, panggung hiburan, kereta kelinci, arena becak mini, kolam renang, sepeda air, jogging track, camping ground, kuda tunggangan dan lain-lain. Untuk kenyamanan pengunjung, juga dilengkapi dengan pojok pujasera yang menyediakan aneka macam makanan dan minuman yang harganya cukup terjangkau.
Air Terjun Sedudo
Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk. Berada pada ketinggian 1.438 meter dpl, ketinggian air terjun ini sekitar 105 meter. Tempat wisata ini memiliki fasilitas yang cukup baik, dan jalur transportasi yang mudah diakses.Masyarakat setempat masih mempercayai, air terjun in memiliki kekuatan supra natural. Lokasi wisata alam ini ramai dikunjungi orang pada bulan Suro (kalender Jawa). Konon mitos yang ada sejak zaman Majapahit, pada bulan itu dipercaya membawa berkah awet muda bagi orang yang mandi di air terjun tersebut.
Setiap Tahun Baru Jawa, air terjun Sedudo dipergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca dalam upacara Parna Prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar